Kamis, 27 Maret 2008 | |
Profesor sejarah Universitas Columbia Inggris menuli tentang G30S/PKI. Untuk kesekian buku "meringankan" PKI. Tapi mengapa muncul setelah Soeharto tak tak ada? Hidayatullah.com—Untuk kesekian kali, buku ini termasuk "meringankan" tragedy G30S/PKI. Buku karya John Roosa menyoroti bahwa G30S sebagai dalih bagi kudeta Soeharto dan pembunuhan massal 1965-66. Buku John Roosa, berjudul Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto itu, diluncurkan di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (25/03) kemarin. Acara bedah buku yang diselenggarakan Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI) dan Hasta Mitra itu juga menghadirkan dua pengamat; Dr. Daniel Dhakidae dan Ibu Ratna (Guru Sejarah SMA 6 Jakarta). Pengamat politik Daniel Dhakidae menduga buku ini "dapat mengubah pandangan sejarah dan pandangan kita semua". Ibu Ratna Hapsari, Ketua Umum Asosiasi Guru Sejarah memujinya sebagai kajian cermat yang tak berpihak. Dua ratusan khalayak hadir, namun sayang penulisnya sendiri absen. Sejarawan Kanada tersebut dalam sambutannya yang dibacakan penyelenggara, memperingatkan, buku ini adalah kajian tentang G30S, yaitu apa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965. Dengan begitu, dia mengimbau publik agar memahami bahwa tidak semua versi tentang peristiwa itu dapat dianggap sebagai 'versi alternatif'. Ada misalnya yang menulis tentang Soekarno sebagai dalang G30S, maksudnya penulis Belanda Anthony Dake. Dengan sedikit "membela" G30S, Roosa mengatakan, G30S-PKI memiliki sebuah kejadian yang, melalui kudeta Soeharto, dijadikan dalih bagi suatu hukuman kolektif, yaitu pembunuhan massal. "G30S", demikian sambutan John Roosa, "adalah aksi persekongkolan yang melibatkan sejumlah orang saja. Tapi represi terhadap gerakan itu mengenai lebih dari satu juta orang." Simpatisan PKIMelalui buku ini, John Roosa juga menguji berbagai pendapat tentang dalang G-30-S-PKI dan keterlibatan Amerika di dalamnya. Ia meneliti "apa yang telah terjadi" dan "apa yang sebenarnya telah terjadi" untuk kemudian "menjalin cerita baru" tentang G-30-S. Dalam situs dan blog nya, Roosa mengatakan, bukunya memuat hasil wawancara-wawancara sejarah lisan dengan sejumlah tokoh dan simpatisan PKI; terbitan-terbitan dalam berbagai bentuk dari para pelaku utama yang marak bermunculan pasca-kejatuhan Suharto; serta deklasifikasi seberkas dokumen milik pemerintah AS. Dalam pengantarnya sebagaimana juga ditulis di blog nya, Roosa mengatakan, "Sudah saatnya pula untuk berhenti berpikir mengikuti stereotip-stereotip basi. Sepanjang kekuasaan Suharto PKI digambarkan sebagai momok jahat sehingga tidak mungkin memahami bagaimana partai itu pernah menjadi demikian populer, dengan jutaan anggota dan simpatisan. Bagaimana mungkin sebegitu banyak orang Indonesia dihujat sebagai iblis? Buku ini ditulis berdasarkan anggapan bahwa anggota-anggota PKI sebenarnya manusia, bukan setan, dan memiliki karakter moral yang tidak lebih baik atau lebih buruk dari orang-orang lain di Indonesia." Sayangnya, meski sejarah PKI sangat bersinggungan dengan Islam, tak ada pembicara atau bahasan dalam buku ini melibatkan tokoh-tokoh Islam. Atau penulis menganggap sekedar mengabaikan arti sejarah Islam di dalamnya?John Roosa adalah asisten profesor sejarah di Universitas Columbia Inggris dan pengarang buku Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'État in Indonesia. [cha, berbagai sumber/www.hidayatullah.com] |
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
No comments:
Post a Comment