Rabu, 05 Maret 2008 | |
Islamofobia, adalah apartheid gaya baru di zaman modern. Demikian kesimpulan para cendekiawan Muslim, termasuk Harun Yahya Hidayatullah.com--Bukanlah suatu kebetulan jika Islam dimusuhi di mana-mana. Ada "proyek yang terencana" oleh musuh-musuh Islam dan pejuang aparteit dalam rangka memadamkan cahaya Islam. Islamofobia adalah model terbaru dari apartheid dan diskriminasi. Untuk mengetahui sejauh mana hal itu terjadi di Eropa, kita tidak perlu menelaah berbagai laporan berbagai komisi Eropa, sebab setiap saat datanya bertambah, sehingga tidak perlu lagi dilakukan berbagai infestigasi dan sensus. Salah satu alasan untuk melenyapkan Islam dari dunia Barat adalah anggapan bahwa Muslim fundamentalis atau ekstrim (begitu istilah Barat) semakin berkembang dan jumlahnya terus bertambah. Anggapan itu diperkuat dengan "tuduhan" lain, bahwa kaum muslimin tidak mendukung konsep demokrasi. Satu hal yang perlu dipertanyakan, bahwa kaum Muslim yang hidup di Barat yang memiliki loyalitas dan kepatuhan pada aturan dan perundangan yang berlaku layak dianggap ekstrim, sementara mereka sendiri yang melakukan berbagai tindakan tidak logis tidak dianggap ekstrim? Sebagian kaum orintalis yang memang tidak memahami Islam secara benar atau bahkan sebagiannya adalah memang anti Islam selalu menyebarkan isu dan ide demikian ke tengah masyarakat dunia sehingga kaum Muslimin dimana saja berada selalu dibatasi ruang gerak dan kekuasaannya. Babak Baru Barat vs Islam Baru-baru ini, sejumlah cendekiawan Musli seperti; Urhon Behesyti, anggota Yayasan Ats tsaqalain, Belanda dan mantan dosen di Universitas Routerdam, Sayyid Dzahirul Hasan Naqawiy, Imam Masjid Pusat Kajian Islam dan Masjid Ar Rasul, San Khozeh, Amerika, Abdul Halim Musa, Imam Jumat di Mesjid Washington juga Harun Yahya, seorang intelektual dari Turki, Ahmad Bahrainiy, Ketua Pusat Kajian Islam di Washington, Naqi Hasan Kirmani, seorang intelektual dan peneliti ilmu-ilmu Islam dan dosen Universitas London serta Ir. Ashghar Ali, intelektual ternama di India, memberikan keterangannya tentang 'tsunami Barat' terhadap ini. Abdul Alim Musa mengatakan, setiap tindakan yang melecehkan kesucian Nabi besar Muhammad saw akan memberikan dampak dan konsekunsi negatif. Namun pada saat yang sama juga menjadi faktor pendukung perkembangan dan pesatnya Islam di Barat. Imam Jumat di Masjid Washington itu menegaskan, bawha Bush dan Zionisme-Israel berkali-kali melakukan penyerangan dan pelecehan terhadap kesucian Islam, namun apa yang mereka lakukan itu bukan hanya tidak memberikan faedah apa-apa kepada mereka sendiri bahkan menjadi pendorong agar Islam lebih dikenal di tengah masyarakat Barat. Sementara itu, Urhon Behesytiy anggota Yayasan Ats tsaqalain, Belanda mengatakan, diantara hal yang perlu mendapatkan perhatian kita adalah, bahwa Barat dengan menggunakan berbagai cara dan fasilitas serta rekayasa dan tipu daya, diantaranya media massa telah melakukan berbagai penyerangan dan pelecehan atas budaya Islam yang kaya. Sebaliknya, Semakin banyak yang menyerang Islam, semakin banyak orang yang ingin mengenal Islam dan memeluk agama Islam, ujar Ahmad Bahrainiy, Ketua Pusat Kajian Islam di Washington. Faktanya, ujar Sayyid Dzahirul Hasan Naqawi, di Amerika, pasca tragedi 11 September Islam meskik semua media menggambarkan wajah Islam yang menyeramkan, namun banyak dari kaum muda Amerika dan non-Amerika justru mempelajari Islam. Sementara itu, cendekiawan Muslim Turki, Harun Yahya mengatakan, "Barat haruslah dibagi pada dua kelompok, sekelompok kafir dan materialisme dan kelompok beragama. Kelompok pertama inilah yang memiliki permusuhan tidak hanya pada pemeluk agama Islam, namun dengan seluruh nilaii keagamaan meanapun. Mereka menginginkan agar masyarakat kosong dari berbagai nilai-nilai keagamaan dan hal ini akan menjadi pasar yang baik untuk memasarkan keinginan mereka mengumpulkan berbagai kekayaan materi. |
My personal web: http://pujakesula.blogspot.com or http://endyenblogs.multiply.com/journal
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
1 comment:
Ijin copas bro...
Post a Comment