Tuesday, March 4, 2008

Muhammad Sayyid Sabiq: Al Albani ikut Merekomendasi Fikih Sunnah

Selasa, 04 Maret 2008
Putra Syeikh Sayyid Sabiq, Muhammad Sayyid Sabiq mengatakan, sang ayah tak berselisih dengan ulama hadits, Syeikh Al Albani
ImageHidayatullah.com--Tak ada perselisihan antara Syeikh Sayyid Sabiq dengan Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menyangkut Kitab Fikih Sunnah. Pernyataan ini disampaikan putra almarhum Sayyid Sabiq Selasa (4/3) siang kepada www.hidayatullah.com
Tak sekedar itu, semasa hidup, almarhum Syeikh Al Albani bahkan merekomendasikan kitab Fikih Sunnah. "Bahkan Syeikh Al Albani menyatakan bahwa buku tersebut bagus, dan beliau merekomendasikan, agar buku ini banyak dibaca," ujar Muhammad Sayyid Sabiq, putra almarhum Syeikh Sayyid Sabiq.
ImageSelasa (4/3), Muhammad, putra ulama Mesir, Syeikh Sayyid Sabiq, yang juga penulis kitab Fikih Sunnah, berkunjung ke Surabaya. Kedatangan Muhammad Sayyid Sabiq ke Surabaya di sela-sela kehadirannya di Islamic Book Fair di Jakarta. Dalam diskusi di toko buku Halim, Surabaya siang ini, Muhammad Sayyid Sabiq menjelaskan seputar Kitab Fikih Sunnah yang selama ini banyak disalah tafsirkan beberapa pihak.
Menurut Muhammad, almarhum Syeikh Sayyid Sabiq memilih judul Fikih Sunnah untuk karya beliau justru untuk menggabungkan antara fikih dan sunnah.
"Sayyid Sabiq ingin menggabungkan antara fikih dan sunnah, dan mengambil kesimpulan hukum merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah," ujarnya kepada www.hidayatullah.com.
Sebagaikan orang menganggap ada perselisihan antara almarhum Syeikh Sayyid Sabiq dengan almarhum Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menyangkut Kitab Fikih Sunnah karya Sayyid Sabiq. Namun pendapat itu tidak dibenarkan oleh putranya. Sebab meski Syeikh Albani mengkritik, beliau juga merekomendasikan untuk membacanya, sebagaimana dikutip Syeikh Al bani dalam Muqadimah Kitab Tamaamul Minnah Bitta'liq 'ala Fiqhissunnah.
Ketika para peserta mempertanyakan madzhab fikih yang dianut oleh almarhum Sayyid Sabiq dalam penyusunan Fikih Sunnah. Putranya Muhammad mengatakan, bahwa sang ayah memiliki kecenderungan terhadap madzhab Syafi'i. Meski demikian, beliau tak terlalu fanatik.
"Akan tetapi beliau, tidak fanatik terhadap mazhab tersebut, sehingga Fikih Sunnah tidak hanya merujuk madzhab Syafi'i saja," demikian ujar Muhammad.
Menurut putranya yang juga lulusan Al Azhar ini, bahwa pendapat yang ada dalam Fikih Sunnah tidak menyelisihi madzhab empat. Beliau juga menjelasakan bahwa Fikih Sunnah memang disusun sesederhana mungkin, dan menghindari pembahasan yang amat terperinci dan mendetail, hingga tidak semua madzhab fikih dicantumkan pendapatnya, karena tujuan ditulisnya buku tersebut untuk membantu kaum awan, supaya lebih mudah memahami masalah hukum.
Oleh sebab itulah, kata Muhammad,  bahasa yang digunakan dalam buku itu dalah bahasa yang amat jelas dan sederhana. Sehingga beberapa ulama termasuk Syeikh Sya'rawi yang berasal dari Mesir menyebutkan bahwa buku ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ikhwanul Muslimin
Sebagaimana diketahui, almarhum Syeikh Sayyid Sabiq dikenal di Indonesia dengan Kitabnya Fikih Sunnah. Syeikh Sayyid Sabiq lahirkan tahun 1915 H di Mesir dan meninggal dunia tahun 2000 M. Ia merupakan salah seorang ulama al-Azhar yang menyelesaikan kuliahnya di fakultas syari'ah.
Almarhum memulai menekuni dunia tulis-menulis melalui beberapa majalah termasuk majalah mingguan milik gerakan al-Ikhwan al-Muslimun. Di majalah ini, ia menulis artikel ringkas mengenai Fiqih Thaharah. Dalam penyajiannya beliau berpedoman pada buku-buku fiqih hadits yang menitikberatkan pada masalah hukum seperti kitab Subulussalam karya ash-Shan'ani, Syarah Bulughul Maram karya Ibn Hajar dan Nailul Awthar karya asy-Syaukani.
Juz pertama Fikih Sunnah diterbitkan pada tahun 40-an dan pada muqaddimah nya diberi sambutan oleh pemimpin al Ikhwan al Muslimun, Syeikh Hasan al-Banna.  Mulanya, Fikih Sunnah sebagai buku panduan kader al Ikhwan al Muslimun saja. Namun, hingga kini kitab itu banyak dicetak dan dibaca orang di seluruh dunia.
Syeikh Sayyid Sabiq lahirkan tahun 1915. Pada 1948, beliau bersama-sama al-Ikhwan al-Muslimun menyertai perang di Palestina guna melawan penjajah Israel. Akibatnya, beliau dipenjarakan di bawah tanah pada tahun 1949-1950.
Semenjak aktiv di gerakan Ikhwan, beliau  pernah menjadi orang kepercayaan Hasan al-Banna, Mursyidul 'Am al-Ikhwan al-Muslimun.
Tahun 1951, beliau memulai kerja di Kementrian Awqaf Mesir. Beliau dinaikkan pangkat menjadi Wakil Kementrian Awqaf Mesir. Pada 1964, beliau pindah ke Yaman dan kemudiannya di Arab Saudi untuk menjadi pengajar di Kuliah Dakwah dan Ushuluddin, Universitas Ummul-Qura selama lebih 20 tahun. Salah satu muridnya yang kini menjadi ulama dan banyak dikenal orang adalah Dr. Syeikh Yusuf Qaradhawi.


My personal webhttp://pujakesula.blogspot.com  or  http://endyenblogs.multiply.com/journal 


Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

No comments: