Wednesday, February 25, 2009

Sandaran suatu dalam beramal

عن النبي ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال ‏ ‏سددوا ‏ ‏وقاربوا ‏ ‏وأبشروا فإنه لا يدخل أحدا الجنة عمله قالوا ولا أنت يا رسول الله قال ولا أنا إلا أن يتغمدني الله بمغفرة ورحمة


Nabi Sollahu alaihi wasallam bersabda : "beramallah(belanjakan hartamu), bertaqorrublah dan tetapkanlah, sesungguhnya tidaklah masuk ke dalam syurga seorang pun, disebabkan oleh amalnya" para sahabat bertanya : "Tidak pula engkau ya Rosulullah?" Nabi menjawab : "Tidak pula saya, melainkan  Allah melimpahkan kepadaku dengan Ampunan dan Rahmat.(Bukhori)


Jika orang kafir tidak bersandar kepada Allah s.w.t dan mudah berputus asa, di kalangan sebahagian orang Islam juga ada yang demikian, bergantung sebagaimana sifatnya menyerupai sifat orang kafir. Orang yang seperti ini melakukan amalan kerana kepentingan diri sendiri, bukan kerana Allah s.w.t. Orang ini mungkin mengharapkan dengan amalannya itu dia dapat mengecapi kemakmuran hidup di dunia. Dia mengharapkan semoga amal kebajikan yang dilakukannya dapat mengeluarkan hasil dalam bentuk bertambah rezekinya, kedudukannya atau pangkatnya, orang lain semakin menghormatinya dan dia juga dihindarkan daripada bala penyakit, kemiskinan dan sebagainya. Bertambah banyak amal kebaikan yang dilakukannya bertambah besarlah harapan dan keyakinannya tentang kesejahteraan hidupnya.


Sebahagian kaum muslimin yang lain mengaitkan amal kebaikan dengan kemuliaan hidup di akhirat. Mereka memandang amal salih sebagai tiket untuk memasuki syurga, juga bagi menjauhkan azab api neraka. Kerohanian orang yang bersandar kepada amal sangat lemah, terutama mereka yang mencari keuntungan keduniaan dengan amal mereka. Mereka tidak tahan menempuh ujian. Mereka mengharapkan perjalanan hidup mereka sentiasa selaras dan segala-segalanya berjalan menurut apa yang dirancangnya. Apabila sesuatu yang terjadi di luar yang diinginkan, mereka cepat panik dan gelisah. Bala', bencana membuat mereka merasa bahwa merekalah manusia yang paling malang di atas muka bumi ini. Bila berhasil memperoleh sesuatu kebaikan, mereka merasakan kejayaan itu disebabkan kepandaian dan kebolehan mereka sendiri. Mereka mudah menjadi ego serta suka menyombongkan diri.


Apabila rohani seseorang bertambah teguh dia melihat amal itu sebagai jalan untuknya mendekatkan diri dengan Allah. Hatinya tidak lagi cenderung kepada faedah duniawi dan ukhrawi tetapi dia berharap untuk mendapatkan kurniaan Allah s.w.t seperti terbuka hijab-hijab yang menutupi hatinya. Orang ini merasakan amalnya yang membawanya kepada Allah. Dia sering mengaitkan pencapaiannya dalam bidang kerohanian dengan amal yang banyak dilakukannya seperti berzikir, bersembahyang sunat, berpuasa dan lain-lain. Bila dia tertinggal melakukan sesuatu amal yang biasa dilakukannya atau bila dia tergelincir melakukan kesalahan maka dia merasa dijauhkan oleh Allah, maka hendaknya dia bersegera mengejar berlari mendekati Allah dengan kembali menjalankan amal yg diridhoi Allah dan meninggalkan laranganNYA Inilah orang yang pada peringkat permulaan mendekatkan dirinya dengan Allah melalui amalan tauhid.

--
Your Best Regard
www.komarudin.co.cc

Monday, February 23, 2009

Perbedaan

Menelusuri sejarah perkembangan dunia islam, berbagai macam perbedaan dalam tubuh islam, baik yang bersifat cabang atau furu'iyah maupun yang fundamental atau usul, bahkan bila kita lihat pada sejarah pada awal-awal setelah wafatnya Baginda Rosulullah SAW, kita akan mendapati perbedaan pada umat islam, bahkan masih pada kurun 3 periode pertama yang disabdakan rosulullah adalah perioden yg terbaik, terdapat perbedaan yang siknifikan, bahkan sampai saling bunuh.

Sementara banyaknya perbedaan yang ada pada saat itu, para pencari kebenaran pun menyeleksi dari semua perbedaan yang ada untuk diikuti sebagai jalan yang selamat, sebagai mana kita saat ini ketika melihat begitu banyak perbedaan.

Ada satu fenomena dalam masyarakat kita, yang dari kecil tidak banyak melihat perbedaan, dan diberikan satu pilihan dan masyarakat terbiasa dengan satu kebiasaan ibadah, sehingga menjadi sebuah budaya, bukan suatu keyakinan ibadah yang dijalani berdasarkan keyakinan dan ilmu pengetahuan. atau dengan kata lain hanya ikut-ikutan (taklid buta).

Kemudian datang disuguhkan satu pemahaman yang berbeda, sementara orang tersebut mulai mau mendalami ajaran agama menganggap bahwa yang baru disodorkan itulah yang benar, dan menganggap semua yang dilakukan masa lalu berupa ibadahnya dan pemahamannya adalah keliru dan salah, padahal selama ini orang ini tidak pernah tahu dasar ibadah yang selama ini dijalani, sementara pemahaman baru disodorkan seolah mutiara.

Kalau kita mau berfikir sedikit, tentu kita akan menemukan betapa hal seperti yg kita temui sekarang ini, sudah berkali-kali dialami oleh para ulama dan para pencari kebenaran. perkembangan pemahaman dari para ulama ulama salafi yang bermacam-macam kemudian diikuti oleh masyarakat, ada yang masih bertahan sampai saat ini dan ada pula yang hilang ditelan zaman, bisa mengisaratkan pada ketangguhan pemahaman dari sang ulama yang memiliki pandangan yg diikuti masyarakat.

Telah diketahui bersama, jumhur ulama ahlussunnah wal jama'ah menetapkan 4 pemahaman madzhab yang sesuai dengan kemurnian islam yang biasa dikenal dengan sebutan sunni atau ahlussunnah wal jama'ah.

Sikap kita ketika disodorkan kepada kita tentang sesuatu yang berbeda atau bahkan mengkritik dari faham ke empat madzhab ahlussunnah yg telah di akui jumhur ulama' tersebut, hendaknya kita teliti terlebih dahulu, manakah yang lebih rojih dan lebih kuat, benarkan tuduhan kepada ahlussunah yg kurang patut itu syah, sementara ahlussunnah 4 madzhab itu telah teruji ratusan tahun yang lalu. semoga kita tidak gampang terpengaruh.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gerakan pembaruan

Terdapat pula dalam pergerakan islam, gerakan-gerakan islam, yang bermula dari pemikiran seorang da'i yang prihatin melihat masyarakat yang telah banyak meninggalkan syariatnya, sehingga menghimpun orang2 yang komitmen berpegang pada syariat islam, para pendai ini membuat suatu organisasi yang berbeda dengan masyarakat, seolah mengembalikan kepada ajaran islam dan syariat yang sesungguhnya, hal ini pun telah dilakukan oleh organisasi islam yang tumbuh dan berganti.

Tetapi organisasi ini tidak bercanggah atau keluar dari ke 4 madzhab di atas, hanya paketnya dan komitmennya yang lebih terorganisir. Maka baik saja mengikuti organisasi atau harokat islam bahkan kita bisa membuat organisasi untuk berkomitmen meningkatkan ketakwaan dan mengikuti syariat, tetapi hati-hati dalam berijtihad, jika belum berkapasitas berijtihad hendaknya mengikuti mujtahid yg muktabar telah diakui tsikohnya seperti 4 madzhab diatas adalah lebih selamat.

Jika menyelisih 4 madzhab di atas, boleh kita teliti terlebih dahulu dari segala segi, jelas pekerjaan meneliti ini memerlukan keahlian yang mumpuni.

Salafussholih adalah sebelum 300 H. Ulama Kholaf adalah setelah 300 H, wallahu a'lam.
--
Your Best Regard
Komarudin Evendi