Saturday, February 16, 2008

Re: Minyak Aceh, “Berkah” Setelah Bencana?

dear: Komar Vendi
 
Assalammualaikum Waramatullahi Wabarakatuh,
 
Bagaimana kabar Dek Pendi di Saudi?
Semoga sehat dan semua pekerjaan juga lancar adanya.
 
Terimakasih atas kiriman tulisan tentang temuan ladang minyak di NAD.
Kami di sini tentu saja juga sudah mendapati kabar tersebut melalui release berbagai media massa.
Alhamdulillah, jika temuan tersebut memang benar adanya.
Namun saya juga menyertai berita tersebut dengan beberapa catatan:
 
1. Semoga saja temuan tersebut bukan kabar seperti yang pernah terjadi dengan BERITA BUSANG, beberapa tahun yang lampau. Akibat manipulasi data temuan kandungan emas terbesar di dunia yang katanya terdapat di Busang, Kalimantan Timur, Wall Street saja sempat guncang.
 
2. Ironis memang, kabar temuan ladang minyak di NAD hampir berbarengan dengan pengumuman pemerintah Indonesia terkait rencana pembatasan pemakaian BBM dan akan dilansirnya Smart Card yang ditujukan kepada semua konsumen BBM. Kalau benar nanti BBM dibatasi, Dek Pendi bisa bayangkan bahwa negeri kita akan kembali pada kondisi di era pra kemerdekaan dan awal kemerdekaan. Pembatasan BBM akan menjadi gerbang terhadap pembatasan-pembatasan yang lain. Dan bukan tidak mungkin akan menjadikan segala sesuatunya harus mengantre, seperti yang terjadi di beberapa negeri blok komunis. Jadilah negeri ini sebagaimana yang disebutkan oleh Sutiyoso: Negeri Kaya yang menjadi Miskin.
 
3. Kalaupun temuan tersebut benar, saya khawatir akan ada berbagai implikasi yang segera menyertainya: Gerakan memerdekakan diri oleh kelompok separatis (walaupun sudah ada perjanjian Helsinki -- yang nyata-nyata sangat menistai kedaulatan NKRI) Aceh akan semakin gencar.
'Serangan' kaum kapitalis akan kian merasuk dan menggejalakan tataran kehidupan terutama kancah perpolitikan negeri kita yang kian hari kian terjerumus ke sistem liberalisme.
Akan terjadi kecuncangan sektor ekonomi yang menyertai melemahnya berbagai usaha pengalihan pemakaian bio-fuel yang marak diakselerasikan belakangan ini.
 
4. Dan jika berita tersebut benar, maka berbahagialah pengusaha minyak goreng, karena CPO yang dihasilkan dari perkebunan sawit akan kembali bisa mereka beli dengan murah dan tidak perlu berebut dengan industri yang mengolahnya menjadi bahan bakar alternatif.
 
Salam Cinta,
AndreTheriqa
dari tanah air tercinta.

 
Pada tanggal 17/02/08, Komar Vendi <vendiudin@yahoo.com> menulis:
Cetak halaman ini Kirim halaman ini melalui E-mail
Sabtu, 16 Pebruari 2008

Laporan terbaru menunjukkan, ditemukannya lapangan minyak dan gas (migas) di Aceh. Kandungannya melebihi minyak di Arab Saudi. Jangan sampai salah urus

 

ImageBerawal dari studi pascagempa tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) memublikasikan temuan blok dengan potensi kandungan migas raksasa. Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2) mengatakan, "Kandungan migas itu luar biasa besar."

 

Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta barel. Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30 persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur pembentuk minyak. Yusuf mengatakan, "Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih lanjut."

 

Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak serta bright spot yang merupakan indikasi adanya gas. Yusuf melanjutkan, "Sejauh ini, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS. Meski demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut Yusuf, jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya 15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal cadangannya masih 53,7 miliar barel. Dia menerangkan, "Tetap saja angka itu masih sangat besar."

 

ImagePenemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif dari ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan atau basin yang berpotensi mengandung migas. Andang mengatakan, "Banyak di antaranya yang belum teridentifikasi." Andang menambahkan, "Hingga saat ini, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore arc basin yang teridentifikasi berisi minyak. Pada 2003, lanjut dia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) berhasil mengidentifikasi hipotesis cadangan gas sebesar 26,7 triliun kaki kubik (TCF) yang tersebar di beberapa wilayah. Kebanyakan memang berada di sebelah barat Sumatera."

 

Terkait dengan penemuan BPPT itu, Andang menyatakan masih perlu kajian lebih lanjut untuk bisa mendekati hitungan berapa besar cadangan terbuktinya. Menurut dia, lokasi studi seismik 2D yang dilakukan BPPT dengan interval jarak 60 km masih terlalu longgar. Andang mengatakan, "Harus lebih rapat lagi, paling tidak intervalnya 20 km."

 

Andang menambahkan, "Karena itu, BPPT harus segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk segera menindaklanjuti temuan tersebut. Sebab, untuk mengkaji lebih teliti, dibutuhkan dana cukup besar. Dia menyebut, untuk proses studi seismik 2D yang lebih rapat, dibutuhkan dana sekitar USD 7 juta. Kemudian, untuk mengetahui angka cadangan migas, perlu dilakukan minimal 14 pengeboran sumur di 14 titik cekungan. Biaya pengeboran satu sumur, lanjut alumnus Colorado School of Mines, AS, itu, sekitar USD 30 juta.

 

Dengan demikian, minimal dibutuhkan dana USD 427 juta. Dia menjelaskan, "Itu baru untuk studi eksplorasi. Untuk pengembangan lapangan, jumlahnya jauh lebih besar." Andang menambahkan, yang saat ini harus segera dilakukan BPPT dan pemerintah adalah koordinasi. Menurut dia, meskipun lapangan migas tersebut paling cepat baru dapat dikembangkan dalam waktu tujuh tahun ke depan, pemerintah harus bergerak cepat. Dia menegaskan, "Jangan sampai potensi ini salah urus."

 

Dia mengatakan, karakter lapangan yang berada di laut dalam (kedalaman lebih dari 200 meter) jelas membutuhkan dana besar dan teknologi tinggi yang belum tentu dimiliki Pertamina selaku perusahaan nasional. Meski demikian, lanjut dia, jangan sampai tersebarnya informasi potensi tersebut justru dimanfaatkan pihak-pihak yang punya modal besar dan teknologi, yakni perusahaan asing. Andang menjelaskan, "Intinya, pemerintah harus berusaha agar potensi ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan bangsa."

 

Terkait dengan hal itu, Kepala BPPT Said Jenie menyatakan sudah melaporkan penemuan tersebut ke Departemen ESDM. Selain itu, pihaknya sudah memberikan tembusan yang ditindaklanjuti Pertamina dengan mengirimkan letter of intent kerja sama untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Said mengatakan, "Kami harap semua pihak terkait bisa cepat merespons temuan ini. Sehingga bisa segera ditindaklanjuti." BPPT juga telah menyiapkan satu kapal riset yang dilengkapi alat khusus seismik untuk meneliti lebih lanjut dan telah meminta kepada pemerintah untuk mengamankan daerah perairan barat Aceh tersebut.

 
My personal webhttp://pujakesula.blogspot.com  or  http://endyenblogs.multiply.com/journal 


Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.



--
Salam Cinta,
>>>^<<<
BATMAN
andretheriqa@gmail.com
0813.1111.6.999
www.semburatjingga.blogspot.com
www.andretheriqa.multiply.com

No comments: