Thursday, December 13, 2007

Teknologi Jam Air Jazari

Jam air pertama dalam bentuknya yang paling sederhana sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat Babilonia dan Mesir. Terdapat dua catatan sejarah yang menyebutkan dimulainya pengembangan teknologi jam air. Pertama, seorang ahli mesin Mesir bernama Ctesibius-lah yang mengawali modifikasi jam air dalam bentuknya yang lebih baik. Sedangkan catatan kedua menyebutkan, seorang perajin di Aleksandria telah mengembangkan desain jam air pada tahun 250 SM.
Catatan kedua ini datang dari Ridwan ibnu al-Sa’ati yang terungkap dalam bukunya. Ridwan mengatakan, seorang lelaki bernama Hormuz menemukan cara atau mekanisme kerja Jam Air yang digunakan oleh ayahnya saat membangun jam Damaskus. Ridwan menuturkan, desain aam Air Hormuz ini kemudian digunakan secara turun-temurun dalam jangka waktu yang lama sampai akhirnya sampai kepada masyarakat Yunani. Jam air Hormuz terus digunakan sampai masa Romawi hingga Bani Umayyah dan terus direproduksi orang-orang dengan pola yang diciptakan Hormuz.
Catatan Ridwan inilah yang dinilai sejarawan paling kredibel. Satu-satunya jam air yang dikenal publik sebelum kedatangan Islam adalah jam air yang berada di Taman Kota Gaza pada abad ke-5. Teknologi otomatis secara umum memang sudah dikenal sebelum Islam. Alat musik otomatis pertama yang dikenal diciptakan Ctesibius di Mesir. Di Asia Kecil, seorang Romawi bernama Philon kemudian mengembangkan penemuan Ctesibius yang terus berlanjut sampai tangan seorang Aleksandria bernama Heron.
Tradisi menggunakan jam air dan alat-alat modern di zaman pra-Islam terus dikembangkan pada masa Islam. Jam-jam air yang monumental terus dibangun di kota-kota Islam. Para khalifah Abbasiyyah sangat tertarik terhadap perkembangan Jam Air dan alat-alat teknologi maju tersebut. Sejarah tentang jam ini disuguhkan oleh Harun al-Rasyid (170-193/786-809) kepada Charlemagne di tahun 807. Dilaporkan pula khalifah Al-Mutawakkil (wafat 247/861) sangat terobsesi dengan mesin bergerak tersebut. Karenanya, salah satu khalifah zaman Abbasiyah ini memerintahkan Banu Musa untuk menulis buku di masanya yang kemudian menjadi buku terkenal berjudul Al-Hiyal.
Teknologi pembuatan jam air kemudian ditransfer kepada Muslim Spanyol dan Al-Maghrib. Sekitar tahun 442/1050, Zarqali membangun sebuah jam air yang besar di pesisir Sungai Tagus di Toledo, Spanyol. Jam ini masih berfungsi saat orang-orang Kristen merebut kota ini pada tahun 1085. Risalah tentang jam monumental bagi masyarakat Andalusia ini ditulis pada abad ke-11 oleh Ibnu Khalaf al-Mururadi. Jam-jam air biasanya dibangun di tempat-tempat publik di al-Maghrib. Peninggalan dua jam air di Fas dari abad ke-14 masih bisa disaksikan sampai sekarang.
Di Damaskus, Muhammad al-Khurasani al-Sa’ati (pembuat jam, red) membangun jam monumental sekitar tahun 556/1160. Ridwan ibnu al-Sa’ati membangun kembali jam yang dibuat ayahnya tersebut dengan menambahkan deskripsi yang lebih detail pada tahun 600/1203. Jazari menulis bukunya di waktu yang sama pada abad pertengahan itu. Tentang buku Jazari, sejarawan Arab, Sarton, mengatakan, risalah Jazari merupakan elaborasi paling lengkap tentang teknologi sejenis dan bisa dikatakan sebagai puncak pencapaian Muslim di zamannya. Hill, sejarawan lainnya, menambahkan, sampai abad modern tidak ada dokumen lain dari berbagai peradaban yang mampu disandingkan dengan khasanah desain, manufaktur, dan konstruksi teknologi yang diperkenalkan Jazari.
Jazari memang mewarisi pengetahuan dari para pendahulunya, namun dia mengembangkan desain teknologi serta menambahkannya dengan kreasinya sendiri. Buku Jazari memiliki kekhasan yang diakui sebagai satu-satunya buku yang membahas varietas peralatan dengan segala macam petunjuk teks dan ilustrasi, sehingga para perajin bisa dengan mudah membuat perlatan teknologi berbasis informasi deskriptif dalam buku tersebut.
Pada acara Festival Islam Dunia tahun 1976, dimungkinkan membuat tiga mesin yang diperkenalkan Jazari di bawah supervisi Hill. Pekerjaan mereka sangat baik. Salah satunya adalah Jam Air monumental yang masih dipertontonkan hingga sekarang di museum Natuur Asten di Belanda. Komponen-kompenen dan teknik yang diperkenalkan Jazari terbukti sangat bermanfaat bagi perkembangan mesin elektro modern. Ini meliputi konsep keseimbangan statis roda kemudi yang besar, kalibrasi pembenihan, penggunaan kayu template, penggunaan desain model kertas, laminasi kayu untuk mencegah lengkungan, penggerindaan tempat duduk dan busi klep bersama-sama dengan ampelas untuk membuat kedap air, penuangan kuningan dan tembaga dalam cetakan tertutup untuk mengemas sayuran yang baru dipetik, penggunaan ember ungkit secara otomatis, serta penggunaan gigi persneling yang terdiri dari beberapa bagian.
Atas pekerjaannya ini, Jazari menempati posisi pertama dalam sejarah perkembangan teknologi kendali otomatis dan robotik. Dia adalah pionir yang harus karya-karya harus diakui sebagai bagian terbesar dari sejarah dunia. Penemuan Jazari menjadi sumber inspirasi bagi para perancang modern seperti penggunaan bandulan bola untuk membunyikan jam yang bekerja secara otomatis. Konsep ini juga diterapkan pada mainan anak-anak dan alat-alat rumah tangga yang dipatenkan dengan nama penemunya. Seluruh ilustrasi dalam buku Jazari disajikan berwarna yang menjadikan 50 gambar alat-alat utama penemuan Jazari sebagai miniatur terbesar dalam risalah perkembangan teknologi. ade.Republika.Jumat, 19 Oktober 2007

No comments: