Thursday, December 13, 2007

Narasi

Narasi Ayat Batu
Kubelah ayatayat batumu di kulminasi bukit
Yang terhampar di sajadahku
Kujatuhkan di tebingtebing lautmu
Cuma gemuruh ombak dalam takbirku
Kuseru namamu tak hentihenti
Di ruasruas jari tanganku
Yang gemetar dan berdarah
Tumpahlah semesta langit
Di mata anak Adam yang sujud di kakimu
(Narasi penyair gila)

Arsyad Indradi yang memasuki usia 55 tahun pada
Desember 2007 juga menyajikan sajak
Narasi Pohon Tua seperti ini:

Kukalungkan lampulampu di ranjangmu
Lalu kujadikan pengantinLalu kunikahi daunmu kepompong birahidendam
Lahirlah kupukupuBetapa nikmat dalam dahaga
Menjelajahi tubuhmu
Mencari rangkaian bungajauh dalam lubuk jantungmu

Narasi Gaerah Embun
Mulutmu wangi sarigading
Menyentuh gordengorden jendela
Tapi jangan kau buka
Sebentar lagi pagi beranjak tiba

Narasi Musafir Gila
Mendadak cahaya itu terjebak dalam belitan kabut
Porakporandalah cakrawala dan aku kembali harus
bergumul dengan persimpangan jalan
Tapi aku tak sudi mengatakan: Ajalkan aku di sini

Kudakudaalas berloncatan pada goncangan bumi
Pada angin yang menepuk dada
Kugilakan musafirku ke padang luas
Padang abadabad persembunyianmu

Sebab aku telah mengatakann:
Kuabukan s'luruh mimpimimpi purbaku
Dan kutapakan dalam tubuhtembokmu
Agar tak kan kauu usik lagi s'luruh jejakmu

No comments: